Jombang, Habib Syech Bersholawat. Manuskrip merupakan warisan nenek moyang yang perlu dirawat dan dijaga. Sebab, manuskrip menjadi bukti warisan adat istiadat, sejarah suatu daerah, pemikiran masa lampau, termasuk berbagai bidang ilmu pengetahuan yang menjadi khazanah kekayaan.
Dalam rangka mendalami dan mengenal manuskrip Islam melalui kajian filologi, Mahasiswa PBSI FIP Universitas Hasyim Asyari Tebuireng Jombang mengidentifikasi manuskrip kuno peninggalan pesantren, Kamis (4/5).
![]() |
Mahasiswa Unhasy Identifikasi 7 Naskah Islam Kuno (Sumber Gambar : Nu Online) |
Mahasiswa Unhasy Identifikasi 7 Naskah Islam Kuno
Ada 7 naskah yang diidentifikasi, diantaranya tentang ilmu pengobatan (suwuk), fiqih, tauhid, hadist, ilmu waris, dan lain sebagainya. Mahasiswa mengidentifikasi naskah mulai dari judul naskah, pias kiri-kanan, kondisi naskah, warna tinta, ukuran naskah, tebal naskah, jumlah halaman, dan lain sebagainya.Habib Syech Bersholawat
Agus Sulton, dosen mata kuliah Filologi FIP Universitas Hasyim Asyari mengatakan bahwa naskah tersebut baru didapatkan di salah satu daerah di Kediri Jawa Timur. Untuk informasi judul/nama naskah, pengarang sampai tahun penerbitan biasanya bisa dibaca di bagian kolofon. Akan tetapi tidak semua naskah memiliki kolofon, ada juga yang bagiannya sudah hilang, ungkapnya.Kodikolog asal Ngoro Jombang tersebut menyebut beberapa naskah yang diidentifikasi itu ditulis lebih dari 200 tahunan yang lalu. Hal itu bisa terlihat dari jenis kertas yang digunakan. Ada juga naskah yang bercat air (watermark) yang menunjukkan jenis kertas Eropa. Ada juga manuskrip yang ditulis di kertas daluang yang terbuat dari pohon saeh, atau dikenal juga dengan bahan lembaran kayu kulit pohon paper mulberry (Broussonetia Papyryfera Vent). Pembuatan kertas dari kulit pohon tersebut dilakukan dengan cara ditumbuk, diperas, terus dijajarkan lalu direkatkan dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana, biasanya kertasnya lebih ulet, jelasnya.
Habib Syech Bersholawat
Naskah yang diteliti ada yang masih dalam kondisi utuh, artinya dari bahan kertas sampai isi masih tertulis dan terjaga dengan baik. Akan tetapi, ada juga yang kondisinya sudah rusak termakan rayap, atau sudah merpel. Setiap manuskrip tersebut berbahasa arab disertai makna jenggotan dan teks Islam keagamaan berbahasa pegon. (Robiah/Zunus)Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/77669/mahasiswa-unhasy-identifikasi-7-naskah-islam-kuno
Habib Syech Bersholawat
EmoticonEmoticon