Tuesday, March 14, 2017

Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi

Kudus, Habib Syech Bersholawat. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Asad Said Ali mengingatkan kepada warga NU untuk mengantisipasi paham-paham liberal baik di sektor ekonomi maupun agama. Paham tersebut, menurutnya, telah menyiapkan skenario terjadinya perang peradaban.

"Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU) harus menjadi ujung tombak untuk melakukan pembenahan-pembenahan organisasi. Jangan sampai kita kemasukan paham-paham seperti itu dan dianggap sebagai liberal," katanya saat menjadi pembicara kunci dalam acara Program Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) yang diselenggarakan PC Lakpesdam Kudus bekerja sama dengan PP Lakpesdam di Pesantren Raudlatul Mutaallimin, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (20/3).

Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)


Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi

Asad menyatakan belakangan ini bangsa Indonesia telah mengalami gerakan liberalisasi pada sektor ekonomi. Menurutnya, kekayaan negara sudah dikuasai pihak asing sehingga berdampak pada masyarakat menjadi terpinggirkan.

Untuk melawan liberalisasi ekonomi itu, ia menegaskan NU harus bisa mengembangkan etos kewirausahaannya dan menciptakan banyak pedagang andal dan besar untuk kemajuan Nahdaltul Ulama.

Habib Syech Bersholawat

Habib Syech Bersholawat

"NU harus membangun kembali Nahdlatut Tujjar untuk menjadikan seorang saudagar maupun pedagang. Bukan berbentuk koperasi, karena koperasi terlalu lama," ujarnya.

Di samping pada sektor ekonomi, kata Asad, agama juga ingin diliberalkan. Kelompok liberal menyebarkan konsep tasamuh (toleransi) ala Barat yang membolehkan menghujat agama lain.

"Indonesia mau diadakan untuk menjadi liberal terkait penistaan agama yang UU-nya mau dihapuskan. Termasuk contoh lain membolehkan pernikahan sejenis. Kita harus perhatikan hal ini," tandas Asad.

Asad menilai pemahaman tentang toleransi masih terjadi perbedaan pandangan di antara kelompok. Karenanya keduanya perlu dirumuskan terlebih dahulu. "Sekarang ini belum ada rumusannya terhadap orang yang menyebarkan dakwah secara pura-pura, menyinggung perasaan orang dan mengkafir-kafirkan," tegasnya.

Ia menengarai ada upaya kelompok lain yang ingin selalu memprovokasi NU agar orang-orang NU melakukan kekerasan. "Maka harus kita hadapi dengan dialog dan memperkuat pengetahuan kita tentang dalil-dalil agama yang kuat untuk menghadapi mereka," ungkapnya.

Kegiatan PPWK ini berlangsung mulai Jumat-Ahad (20-22/3) dan diikuti 45 peserta dari kalangan kiai muda pengasuh pesantren se-Kabupaten Kudus. Selain H Asad Said Ali (Wakil Ketum PBNU), turut hadir sebagai narasumber H. Abdul Ghafur Maimun (Pengasuh Pesantren Sarang, Rembang), H. Abudl Munim DZ (Wakil Sekjen PBNU), H Abu Hafsin (ketua PWNU Jateng), serta dari tim PP Lakpesdam NU, yakni Yahya Mashum, Marzuki Wahid, dan Ahmad Baso. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/58348/as039ad--indonesia-sedang-alami-liberalisasi

Monday, February 27, 2017

Kiai Gholib, Lampu Terang di Bambu Seribu

Keberadaan KH Gholib di daerah bambu seribu atau Pringsewu, Provinsi Lampung membawa "lampu yang terang". Begitu H. A Musa Achmad pada tahun 1973 menggambarkannya. Lampu adalah madrasah, penerang anak-anak dengan pendidikan agama Islam.

Berikut kisah KH Gholib dalam perjuangan di bidang agama, pendidikan dan sosial yang dituturkan Dr. Dra. Hj. Farida Ariyani, M.Pd, cucu KH Gholib, di Pringsewu, Jumat (14/11).

"Madrasah didirikan simbah kakung sederhana dan cukup untuk belajar 20 orang, terdiri atas tiga lokal berlantai tanah, berdinding geribik dan beratap genteng," ujar Farida.

Kiai Gholib, Lampu Terang di Bambu Seribu (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Gholib, Lampu Terang di Bambu Seribu (Sumber Gambar : Nu Online)


Kiai Gholib, Lampu Terang di Bambu Seribu

Guru pertama di madrasah KH Gholib bernama H.M Nuh, berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Pada tahun 1942, di masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan KH Gholib tetap berjalan terus dan mengalami kemajuan sangat pesat.

Habib Syech Bersholawat

Madrasah semakin maju ditandai dengan banyaknya santri dan juga hadirnya para guru madrasah baik dari Jawa maupun dari Lampung. Dengan keadan itu, ia mendirikan pesantren. Kondisi itu menarik minat belajar, mencapai 1.000 murid berasal dari Lampung, Palembang, Bengkulu dan Jambi.

Habib Syech Bersholawat

Kompetensi yang dikembangkan di madrasah itu antara lain: bahasa Arab, nahwu, shorof, membaca Quran dengan fasih dan lagu yang merdu, memelihara waktu ibadah (tiba waktu sholat siswa dan guru harus sholat berjamaah di masjid).

"Lalu di malam Jumat dilakukan pembacaan Berzanji dan marhaban. Hal itu yang menjadi beberapa sebab madrasah dan Pondok Pesantren KH Gholib menjadi maju pada saat itu," papar Farida lagi.

Di madrasah itu, semua siswa belajar dengan gratis. Semua kebutuhan guru dijamin KH Gholib itu sendiri. Kekayaan KH Gholib juga disediakan untuk kemajuan madrasah dan pesantren.

Kemudian jika guru dan keluarganya sakit, berobat di poliklinik tanpa biaya. Banyak pula tamu yang datang dan memohon doa barokah dari Allah melalui beliau, bahkan ada yang menginap sampai beberapa malam," tuturnya.

Berdirinya lembaga pendidikan Islam di Pringsewu juga berdampak positif, seperti tidak ada pencurian di sekitar desa Pringsewu.

KH Gholib juga disegani oleh masyarakat dan tidak memperbedakan antara golongan, serta sayang pada fakir-miskin dan yatim piatu serta bergaul dengan masyarakat sekitar.

KH Gholib lahir di Mojosantren, Sidoarjo, Jawa Timur, 1899. Ayahnya K Rohani bin K Nursihan telah meninggalkannya sejak dirinya masih kecil karena peperangan. Muksiti, ibunya, yang mengasuh Gholib hingga dewasa.

Di masa kecilnya, ujar Farida lagi, KH Gholib memperoleh pendidikan agama langsung dari orang tuanya dan dari bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah di desa kelahirannya. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari (Tokoh) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/55746/kiai-gholib-lampu-terang-di-quotbambu-seribuquot

Habib Syech Bersholawat

Thursday, February 23, 2017

Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh

Setiap manusia normal tentu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Terdengar klise memang, tetapi sering kali kita melupakan hal ini sehingga kita menjadi fanatik cinta dan fanatik benci. Tengoklah para pelaku sejarah, kehebatan ataupun kejelekannya tergantung siapa yang menuliskannya. Yang mengagumi tentu memujanya, dan yang membencinya tentu rajin mencari-cari kesalahannya.

Ambil contoh Amru bin Ash. Saya pernah datang ke Masjid Amru bin Ash di Mesir. Beliau seorang sahabat Nabi yang memeluk Islam pada tahun kedelapan Hijriah. Berkecamuk perasaan: saya membaca buku sejarah bagaimana siasat yang digunakan Amru bin Ash dalam peristiwa tahkim yang menyudahi perang siffin antara Khalifah Ali dan Gubernur Muawiyah. Singkat cerita, beliau seorang politisi yang menyalahi kesepakatan.

Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)
Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh (Sumber Gambar : Nu Online)


Sisi Baik dan Sisi Buruk Para Tokoh

Namun buku sejarah juga bercerita bagaimana sumbangsihnya yang luar biasa terhadap Islam. Rasulullah mengirimnya ke Oman dan berhasil mengislamkan pemimpin di sana. Khalifah Abu Bakar mengirimnya ke Palestina dan setelah merebut kota suci itu dari Byzantium lalu menjadi Emir di sana. Khalifah Umar mengirimnya membebaskan Mesir dan menjadikannya Gubernur. Masjid Amru bin Ash yang saya ziarahi tahun 2012 itu merupakan lokasi tempat beliau berkemah di kota Fustat, Mesir, dan itu adalah Masjid pertama yang berdiri di Afrika.

Bagaimana kemudian saya harus menilai Amru bin Ash: seorang politisi busuk atau seorang pahlawan Islam? Saya menyudahi kebimbangan saya dengan menunaikan shalat di Masjid Amru bin Ash yang sangat bersejarah itu seraya mendoakan kebaikannya.

Habib Syech Bersholawat

Bagaimana pula dengan al-Hajjaj bin Yusuf, Gubernur Iraq pada masa Dinasti Umayyah berkuasa? Inilah Panglima Perang yang memborbardir Mekkah dengan panah api ketika terjadi bentrokan dengan Abdullah bin Zubair. Tindakan al-Hajjaj bukan saja membunuh banyak penduduk Mekkah, namun juga turut membakar Kabah.

Habib Syech Bersholawat

Saat al-Hajjaj menjadi Gubernur diangkat oleh Khalifah Marwan, sejarah mencatat berbagai kekejian dan kekejaman yang dilakukannya. Selain membunuh sahabat Nabi Abdullah bin Zubair, al-Hajjaj juga membunuh 2 sahabat lainnya: Jabir bin Abdullah, Kumail bin Ziad dan satu ulama besar yaitu Said bin Jubair. Pada gilirannya, wafatnya al-Hajjaj disambut suka cita oleh para ulama dan rakyat. Mereka lega bisa terbebas dari kekejaman al-Hajjaj.

Namun demikian dikabarkan bahwa al-Hajjaj itu sangat bagus hafalannya terhadap al-Quran. Bukan cuma itu sejarah juga mencatat jasanya yang menambahkan baris tanda baca dalam mushaf al-Quran sehingga memudahkan kita semua sampai sekarang. Itu artinya, setiap Muslim yang membaca mushaf al-Quran pahalanya akan mengalir sampai ke al-Hajjaj. Subhanallah.

Al-Hajjaj juga berjasa mengirim jenderal dan pasukannya memperluas wilayah kerajaan Islam. Beliau juga memperhatikan soal ekonomi dengan mencetak mata uang sendiri, dan tidak lagi menggunakan mata uang peninggalan Byzantium dan Sasanid. Dia juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di Iraq, menggantikan bahasa Parsi. Ekspedisi militer, konsolidasi ekonomi umat dan penguatan bahasa merupakan sumbangsih al-Hajjaj.

Sekali lagi, sejarah selalu menceritakan sisi baik dan sisi buruk. Pelajari hal-hal baik dari para tokoh besar di masa lampau, dan jangan ulangi kekeliruan yang telah mereka lakukan.

Dan bagaimana nasib para tokoh seperti Amru bin Ash dan al-Hajjaj kelak di akhirat? Tentu itu hak prerogatif Allah untuk menentukannya. Bukan wilayah kita untuk memberikan keputusan. Lebih baik kita fokus pada keburukan kita sendiri ketimbang sibuk membicarakan keburukan orang lain. Ngaca yuk...

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Dari (Hikmah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/77317/sisi-baik-dan-sisi-buruk-para-tokoh

Habib Syech Bersholawat

Sunday, February 19, 2017

Kiai Cikut Paparkan Sejarah Islam dan Tokoh NU

Blitar, Habib Syech Bersholawat. Lailatul Ijtima yang diselenggarakan MWCNU Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu malam (27/7) berlangsung beda dengan kegiatan serupa sebelumnya. Setelah istighotsah yang dipimpin oleh KH Dimyati Zaini, biasanya langsung taushiyah, tapi tadi malam tidak.

Taushiyah pada kegiatan yang dirangkai Halal bihalal tersebut diganti dengan paparan napak tilas sejarah para pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama. Para pendiri tersebut mulai dari KH Hasyim Asyary, KH Bisri Sansuri, KH Wahab Hasbullah, KH Asnawi, KH Ridwan. Tidak ketinggalan juga sejarah pengurus PWNU Jawa Timur.

Kiai Cikut Paparkan Sejarah Islam dan Tokoh NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Cikut Paparkan Sejarah Islam dan Tokoh NU (Sumber Gambar : Nu Online)


Kiai Cikut Paparkan Sejarah Islam dan Tokoh NU

Uraian sejarah disampaikan oleh Musytasar MWCNU Udanawu KH Syaikuddin Rohman. Menurut Kiai Cikut, panggilan akrabnya, perjalanan dakwah Islam mulai dari Nabi Muhammad SAW dan sahabat Nabi hingga Wali Songo berlangsung sekitar 7 abad (700 tahun). Sementara dakwah dari Wali Songo hingga NU berdiri dan saat ini, juga sekitar 7abad (700 tahun) lamanya.

Jadi perjalanan agama Islam mulai Nabi Muhammad SAW hingga sampai ke kita semua ini sekitar 14 abad atau 1400 tahun. Sedangkan NU umurnya hingga saat ini hampir seabad, ungkap Kiai Cikut.

Habib Syech Bersholawat

Cerita Kiai Syaikuddin Rohman tentang tokoh-tokoh ulama NU ini sangat menarik para hadirin peserta lailatul ijtima yang terdiri para pengurus ranting se-Udanawu, Muslimat NU, Ansor dan Fatayat NU. Karena, kiai Cikut tidak hanya bercerita saja. Namun didukung dan dilengkapi dengan audio visual gambar-gambar para kiai dan ulama melalui proyektor. Sehingga menambah gayeng cerita yang dipaparkan. Ini gambar Hadrotussyekh KH Hasyim Asyari. Mbah Hasyim ini kakeknya Gus Dur, ungkap Kiai Cikut.

Habib Syech Bersholawat

Ini, lanjutnya, gambar KH Bisri Sansuri. Ini juga kakeknya Gus Dur. Kalau Mbah Hasyim itu kakek dari ayahnya Gus Dur. Mbah Bisri ini kakek dari ibu Gus Dur karena Mbah Hasyim dari Tebuireng dan Mbah Bisri dari Denanyar besanan, jelas Kiai Cikut.

Ia menambahkan, dengan menunjuk foto KH Wahab Hasbulloh. Menurut Kiai Cikut, Kiai Wahab ini adalah kinasih Kiai Hasyim sebab kepandaiannya. Karena Kiai Wahab orangnya alim, cerdik dan pandai, zaman Bung Karno dia diajak kemana-mana.

Mbah Wahab ini orang kecil, tapi semangat berdakwahnya luar biasa. Pernah beliau dalam kondisi sakit tidak bisa berjalan diundang ke Pondok Lirboyo.Karena tidak bisa berjalan, maka beliau dibopong untuk naik ke panggung. Ajaibnya, meski sakit, di atas podium beliau tetap lantang dalam berceramah, ungkapnya.

Semua tokoh NU Jawa Timur juga dipaparkan oleh Kiai Cikut sehingga yang hadir pada acara bulanan NU Udanawu itu gamblang.

Semoga kita para pengurus NU ini bisa meneladani model dakwah dan berjuangnya mulai Nabi Muhammad SAW hingga para pejuang NU tadi. Dan kita dapat barokah dari paparan ini, tutupnya. (imam kusnin ahmad/abdullah alawi)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/70026/kiai-cikut-paparkan-sejarah-islam-dan-tokoh-nu

Habib Syech Bersholawat

Saturday, January 14, 2017

5000 Orang Tabuh Hadrah di Tambakberas

Jombang, Habib Syech Bersholawat. Sekitar 5000 orang akan menabuh hadrah pada peringatan Haul ke-43 al-maghfurlah KH A Wahab Chasbullah di halaman Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, pada Jumat malam ini (5/9) selepas berjamaah Shalat Isya.

Menurut salah seorang panitia Haul, Mujtahidur Ridho, para penabuh hadrah itu tergabung pada Ikatan Seni Hadarah Indonesia (Ishari). Mereka berasal dari 25 kabupaten Jawa Timur.

5000 Orang Tabuh Hadrah di Tambakberas (Sumber Gambar : Nu Online)
5000 Orang Tabuh Hadrah di Tambakberas (Sumber Gambar : Nu Online)


5000 Orang Tabuh Hadrah di Tambakberas

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menambahkan mereka akan tampil secara bergiliran. Modelnya meraka tampil per shaf. Sekali tampil sekitar 300 orang. Satu kelompok bisa tampil setengah jam, terangnya ketika ditemui Habib Syech Bersholawat di Pameran Biografi Kh Wahab Chasbullah, Jumat sore (5/9).

Dengan jumlah peserta dan durasi seperti itu, lanjut pria yang akrab disapa Gus Edo ini, acara bisa berlangsung sampai pukul 02.00 atau bahkan 03.00 dini hari.

Habib Syech Bersholawat

Lebih lanjut Edo mengatakan, hadrah adalah salah satu kesenian NU yang harus dilestarikan. Untuk itu, dulu, diprakarsai Kiai Wahab untuk membuat organisasi yang mewadahinya, Ishari ini salah satu khazanah NU yang dulu mendirikan Mbah Wahab, tambahnya. (Abdullah Alawi)

Habib Syech Bersholawat

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/54273/5000-orang-tabuh-hadrah-di-tambakberas

Habib Syech Bersholawat

Saturday, January 7, 2017

PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur

Jakarta, Habib Syech Bersholawat. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Brunei Darussalam bekerja sama dengan Garda Buruh Migrant Indonesia memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Bersamaan dengan itu, mereka juga berzikir bersama dalam rangka memperingati haul ke-5 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Acara diselenggarakan secara berturut-turut pada Sabtu (10/1) dan Ahad (10/11) di dua distrik berbeda; distrik Brunei Muara dan distrik Kuala Belait. Peringatan ini disambut meriah oleh WNI yang tinggal di Brunei Darussalam.

PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)


PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur

Koordinator yang terdiri atas Ahmad Makhfudin, Inmas Santi, dan Moh Ifan mengatakan, "Acara ini baru pertama digelar dalam sejarah buruh migrant Indonesia di Brunei Darussalam. Selain menjalin ukhuwah antarburuh migran, acara ini juga sebagai cikal bakal persatuan buruh migran untuk peningkatan martabat dan pemberdayaan buruh migrant Indonesia di Brunei Darussalam.

Habib Syech Bersholawat

Dalam pertemuan ini, penyampai taushiyah menanamkan nilai Aswaja di tengah gempuran ideologi ekstrem Islam trans nasional. Tampak hadir beberapa pejabat Kedubes RI untuk Brunei Darussalam dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Ketua PCINU Brunei Darussalam Ust H Ahmad Dhofier mengatakan, "Sambutan hari lahir Nabi Muhammad SAW adalah tradisi baik untuk mencapai tujuan baik yang patut dilestarikan."

Sementara Ketua Umum Garda Buruh Migrant Indonesia Abdurahman Duladi Aldi menegaskan, "Peringatan maulid Nabi haruslah membawa semangat perubahan. Nabi SAW dahulunya adalah juga seorang buruh, tetapi bukan sembarang buruh. Sebelum masa bitsah, baginda Nabi sering menggembalakan kambing milik orang-orang Mekah. Beliau sosok buruh teladan, yang mampu menginternalisasikan sifat pengabdian sejati sehingga derajatnya sangat dekat dengan Allah SWT.

Habib Syech Bersholawat

Sementara Ketua PKB cabang Brunei Darussalam Jauhar Ahmad mengajak WNI untuk meneladani keluhuran sifat Rasulullah. "Gus Dur adalah sosok umat yang meneladani kepribadian Rasul secara utuh. Di masa hidup, Gus Dur rela dicaci dan dicela bahkan dikafirkan hanya karena ingin mewujudkan misi rahmatan lil alamiin.

Gus Dur, kata Jauhar, selalu hadir mendampingi orang-orang yang terancam eksistensinya. Ia memberikan pelajaran berharga kepada masyarakat bagaimana meneladani Rasulullah secara benar. Hal ini dibuktikan Gus Dur mulai dari kesederhanaannya, rasa empatinya, bahkan pembelaannya kepada kemanusiaan.

Selain sambutan-sambutan, acara juga dimeriahkan oleh tembang-tembang sholawat Lir Ilir, Tombo Ati dan Zaman Wis Akhir oleh Gatot Music bersama grup paduan suara dari gabungan buruh migrant. (Red Alhafiz K)

Dari (Internasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/56992/pcinu-brunei-darussalam-dan-buruh-migran-peringati-haul-gus-dur

Thursday, December 15, 2016

Mimbar Masjid Jami Lasem ini Berusia 420 Tahun

Rembang, Habib Syech Bersholawat. Mimbar khutbah masjid Jami Lasem diyakini berusia lebih dari420 tahun, kata pengamat sejarah dan sekaligus pengurus masjid jami Lasem Abdullah Hamid, Jumat (18/7). Ia menambahkan dari mimbar itu pula, menjadi saksi bisu perlawanan terhadap penjajah Belanda, yang berpusat di wilayah Kecamatan Lasem.

Mimbar yang berukuran sekitar panjang 3 meter dan lebarnya 1 meter ini, di tempatkan di sebelah utara pengimaman masjid Lasem dan masih sering digunakan untuk aktifitas khutbah setiap hari jumah. jika dilihat dari bentuknya, memang terlihat mulai dari pahatan hingga desain menggunakan alat pada zaman dahulu, yang terbuat dari kayu jati tua, yang dipunuhi dengan motif ukiran.

Mimbar Masjid Jami Lasem ini Berusia 420 Tahun (Sumber Gambar : Nu Online)
Mimbar Masjid Jami Lasem ini Berusia 420 Tahun (Sumber Gambar : Nu Online)


Mimbar Masjid Jami Lasem ini Berusia 420 Tahun

Menurut Abdullah, masjid Jami Lasem biasanya Masjid kuno memiliki mimbar semacam itu. Kalau Masjid zaman sekarang, bentuknya lain. Ia menganggap mimbar tersebut sebagai salah satu aset peninggalan yang harus selalu dijaga.

Habib Syech Bersholawat

Abdullah menambahkan, mimbar telah mengiringi sejarah sejak zaman perang Lasem sampai sekarang. Dalam cerita Babad Lasem dikisahkan Mbah Joyo Tirto atau Kiai Baedlawi kerap berkhutbah di mimbar tersebut, untuk menggelorakan semangat nasionalisme masyarakat, berjihad melawan penjajah Belanda sekira tahun 1742 Masehi.

Habib Syech Bersholawat

Puncaknya, pejuang pribumi menyerang markas Belanda di Rembang. Masa telah berganti, mimbar lebih banyak berfungsi untuk mengingatkan keislaman umat. Ulama ulama sekelas Kiai Maksoem, Kiai Kholil, Kiai Imam Sofwan dan Kiai muda Sihabudin Ahmad, pernah berkhutbah dari balik mimbar.

Ketika ada peziarah dari luar daerah singgah ke Masjid Jami Lasem, rata rata perhatian mereka tertuju pada mimbar khutbah. Ia mengakui memang tersirat kharisma tersendiri.

Dari kharisma para pendahulu pula, harapannya mampu menular kepada jemaah. Giat memakmurkan masjid dan khusyuk beribadah, menunaikan perintah illahi robbi.

Selain itu, di area masjid ini menjadi area pemakaman para tokoh ulama Lasem tak terkecuali salah seoarang yang merupakan pendiri jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) Mbah Masoem Lasem. Di sekeliling masjid itu juga terdapat makam para tokoh kerajaan kuno Lasem, Bupati Lasem yang akrap disebut mbah Srimpet. (Ahmad Asmui/Anam)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/53357/mimbar-masjid-jami-039lasem-ini-berusia-420-tahun

Habib Syech Bersholawat

Seorang Anak kepada Orang Tuanya

Oleh Puthut EA--Ini kisah biasa. Diceritakan dengan cara biasa. Pak Munajat dan Bu Warni adalah sepasang petani kecil. Mereka hanya punya lahan seperempat hektar. Anaknya tiga, Imam, Subhan dan Lastri. Di antara ketiga anaknya, hanya Imam yang kuliah. Subhan lulusan STM, lalu bekerja menjadi satpam di sebuah bank. Lastri begitu lulus SMA bekerja di pabrik sepatu.

Pasangan itu banting tulang agar Imam bisa lulus sarjana. Pak Munajat kadang menjadi kuli bangunan. Bu Warni menjadi tukang masak di sebuah warung milik tetangganya.

Seorang Anak kepada Orang Tuanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Seorang Anak kepada Orang Tuanya (Sumber Gambar : Nu Online)


Seorang Anak kepada Orang Tuanya

Imam anak yang cerdas. Ia lulus tepat waktu dan kemudian bekerja di sebuah perusahaan mobil ternama. Ia menikah, istrinya bekerja di sebuah perusahaan elektronika. Pasangan ini dikaruniai dua anak, laki-laki (5 tahun) dan perempuan (2 tahun). Keluarga yang sempurna. Pak Munajat dan Bu Warni sangat bangga dengan anak pertama mereka.

Habib Syech Bersholawat

Hingga tiba suatu saat, Imam melarang bapaknya pergi ke langgar sebelum salat Magrib dimulai. Karena Pak Munajat sering ikut pujian, ritual nyanyian yang dilakukan di antara waktu usai azan sampai sebelum iqomah. Ketika Pak Munajat bertanya kenapa, Imam menjawab: Itu bidah. Pak Munajat tidak berani membantah anaknya. Dia kalah pintar. Dia tidak tahu banyak soal Al Quran dan Hadist. Akhirnya Pak Munajat mengalah. Ia hanya bergegas ke langgar ketika iqomah sudah diserukan.

Habib Syech Bersholawat

Tidak lama kemudian, Imam melarang Pak Munajat melakukan Yasinan bersama orang-orang kampungnya di malam Jumat. Padahal acara itu sangat ditunggu oleh Pak Munajat karena di forum Yasinan itulah, dia bisa berkumpul dan bercengkerama dengan tetangga-tetangganya, berbagi kabar, dan sering mendapatkan ilmu baru. Ketika Pak Munajat bertanya kenapa, Imam menjawab: itu bidah.

Imam juga melarang Pak Munajat merokok. Haram, kata Imam. Padahal merokok bagi Pak Munajat mungkin satu dari sedikit kesenangan yang dimilikinya. Selain itu, merokok juga penting kalau sedang ngobrol dengan tetangga atau ketika datang ke sebuah hajatan. Sebetulnya Pak Munajat hendak membantah. Tapi karena diancam jika masih merokok tidak boleh mendekati kedua cucunya, terpaksa Pak Munajat menghentikan hal yang disukainya itu.

Imam juga melarang Pak Munajat datang ke berbagai kendurian yang biasa dihelat di kampungnya. Mulai dari tasyakuran, manakiban, khataman dll. Lagi-lagi Pak Munajat tidak bisa membantah. Dia kalah pintar.

Suatu saat, emak Pak Munajat meninggal dunia. Sebagaimana biasa, digelar ritual doa bersama tetangga selama 7 hari di rumahnya, kelak dilanjut 40 hari, 100 hari, 1.000 hari dst. Baru berjalan semalam, Imam kemudian melarang acara itu diteruskan. Bidah, katanya. Kali ini, Pak Munajat membantah. Dia bilang, sosok yang barusan meninggal adalah emak yang sangat disayangi dan dicintainya. Orang yang mengandung dirinya, melahirkannya, merawatnya dan membesarkannya seorang diri karena bapaknya meninggal saat dia berumur 10 tahun. Pak Munajat hanya ingin berdoa, ingin tetangga-tetangganya ikut berdoa. Dia hanya ingin menjadi anak yang berbakti. Pak Munajat memohon betul agar kali ini Imam memperbolehkannya melakukan ritual yang sangat penting itu.

Imam tetap tidak memperbolehkan. Kali ini, Pak Munajat tetap bersikukuh dengan sikapnya, dia tetap ingin melanjutkan acara doa bersama sampai 7 hari. Bu Warni dengan bersimbah airmata pun memohon agar Imam memperbolehkan ritual itu. Toh mereka memakai uang mereka sendiri, bukan uang dari Imam atau dari siapapun. Imam marah luarbiasa. Dia tunjuk muka kedua orangtuanya yang masih berduka itu dan bilang: kalian kafir!

Malam itu, sampai menjelang subuh, Pak Munajat dan Bu Warni masih menangis di dalam kamar. Di atas sajadah mereka menangis. Mereka tidak menyesal telah menyekolahkan Imam hingga menjadi sarjana. Mereka bersyukur karir Imam cemerlang dan dianugerahi keluarga yang sejahtera. Tapi mereka berdua tidak bisa mengerti, setiap hal yang mendamaikan mereka, yang menenangkan mereka, yang menyenangkan mereka, harus diakhiri dengan tiga kata: bidah, haram, dan bahkan kafir. Mereka tidak bisa mengerti kenapa anak yang begitu disayangi tega mengatakan kafir kepada orangtuanya padahal mereka merasa tidak pernah menyembah apapun selain Allah.

Malam itu, mereka berdua terisak. Tak tahu apa yang akan dilakukan. Tak bisa menerima apa yang telah terjadi. Mereka hanya bisa menangis di depan Allah.

Sekarang ini ada banyak sekali orang yang mengalami seperti apa yang dialami oleh Pak Munajat. Ada banyak sekali orang yang berperilaku seperti Imam.

Subuh ini, saya menangis untuk mereka. (Puthut EA, sastrawan, tinggal di Yogya)

Ilustrasi: yusufklaten.blogspot.com

yusufklaten.blogspot.com

Dari (Cerpen) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/57340/seorang-anak-kepada-orang-tuanya

Habib Syech Bersholawat

Sunday, December 11, 2016

PBNU Upayakan Tanah NU Hadiah Bung Karno di Tomang Bisa Kembali

Habib Syech Bersholawat - Penataan, penyelamatan dan pemanfaatan aset Nahdlatul Ulama (NU) terus dilakukan di era kepemimpinan KH Said Aqil Siroj. Harapannya, aset milik NU di masa depan tidak lagi hilang atau samar-samar, sehingga bisa dimanfaatkan dengan baik.

PBNU Upayakan Tanah NU Hadiah Bung Karno di Tomang Bisa Kembali - Habib Syech Bersholawat
PBNU Upayakan Tanah NU Hadiah Bung Karno di Tomang Bisa Kembali - Habib Syech Bersholawat


PBNU Upayakan Tanah NU Hadiah Bung Karno di Tomang Bisa Kembali

"Kita tak boleh putus asa menyelamatkan aset NU, setelah itu dimaksimalkan manfaatnya untuk masyarakat," kata Kiai Said Aqil saat memberi arahan pada rapat tim aset PBNU di Jakarta, Senin (30/01/2017) sore.

Menurut Kiai Said Aqil, di samping aset lama yang perlu diurus, aset baru juga perlu ditata, seperti tanah di Batam, universitas-universitas NU, dan gedung-gedung baru seperti di Matraman dan Parung.

"Periode lalu kita bangun gedung untuk kampus UNU Jakarta, periode ini kita lanjutkan pembangunannya empat lantai di sisi belakang gedung lama, ini harus dirawat," terang Kiai Said Aqil.

Untuk mewujudkan arahan Ketum Umum PBNU, Andi Najmi Fuaidi, Wakil Sekjend PBNU, akan fokus pada aset lama yang potensial bisa diselamatkan. "Kita terus upaya agar tanah NU di Tomang hadiah Presiden Soekarno bisa kembali ke NU," tegasnya.

Saat ini, kata Andi, tanah tersebut belum bisa dieksekusi meski NU telah menang sengketa di pengadilan. [Habib Syech Bersholawat/ dan/ksf] 

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/pbnu-upayakan-tanah-nu-hadiah-bung-karno-di-tomang-bisa-kembali.html

Saturday, November 12, 2016

LAZISNU dan LP Maarif Luncurkan Gerakan Jombang Bersedekah

Jombang, Habib Syech Bersholawat. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kabupaten Jombang menggelar peluncuran Gerakan Jombang Bersedekah, Jumat (24/2). Kegiatan yang diadakan bersama LP Maarif NU Jombang itu berlangsung di Aula Kantor PCNU setempat.

Selain itu, dalam kesempatan ini juga dilangsungkan penyerahan Surat Keputusan (SK) terkait pembentukan Jaringan Pengelola Zakat Infaq dan Sedekah (JPZIS) kepada 64 madrasah di bawah naungan Unit Pengelola Zakat Infaq dan Sedekah (UPZIS) LP Maarif NU Kabupaten Jombang.

LAZISNU dan LP Maarif Luncurkan Gerakan Jombang Bersedekah (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU dan LP Maarif Luncurkan Gerakan Jombang Bersedekah (Sumber Gambar : Nu Online)


LAZISNU dan LP Maarif Luncurkan Gerakan Jombang Bersedekah

Ketua LP Maarif NU Kabupaten Jombang KH Salmanudin mengatakan, pembentukan JPZIS di madrasah-madrasah sangat penting dalam upaya mendukung kemandirian lembaga. Tak hanya itu, pemberdayaan madrasah juga akan lebih mudah jika ZIS dikelola dengan baik.

"Kita harus menyadari bahwa potensi ZIS yang ada di madrasah selama ini masih belum dikelola dengan baik. Padahal itu menjadi sumber kemandirian bagi madrasah itu sendiri. Untuk itulah, melalui kerja sama dengan LAZISNU ini kita perlu memaksimalkan potensi ZIS di madrasah," kata Gus Salman.

Habib Syech Bersholawat

Habib Syech Bersholawat

Apresiasi atas kegiatan ini disampaikan PCNU Jombang melalui Wakil Sekretaris PCNU Jombang Ahmad Symasul Rijal. Menurutnya, langkah baik yang dilakukan LAZISNU dan LP Maarif perlu diteruskan untuk kemajuan NU kedepan. "Poin penting yang perlu dijaga untuk masa depan NU kedepan adalah prinsip kemandirian. Salah satunya dengan pengelolaan potensi ZIS yang ada di nahdliyin," katanya.

Sementara itu, Ketua LAZISNU Jombang Didin Akhmad Sholahudin memaparkan tujuan pembentukan JPZIS di depan guru-guru madrasah yang hadir dalam acara tersebut. Menurutnya, proses pendidikan tentang sedekah paling efektif dilakukan di madrasah atau sekolah dengan penananaman komitmen berbagi sejak dini kepada siswa.

"LP Maarif dengan jaringan guru dan madrasah di semua kecamatan dan desa se-Kabupaten Jombang dirasa mampu untuk melakukan proses gerakan berjenjang dan simultan untuk mempercepat lahirnya umat dermawan yang sadar bersedekah," ulasnya.

Gus Didin juga menjelaskan lebih teknis tentang Gerakan Jombang Bersedekah. Baginya, perlu kesadaran semua elemen untuk mendukung suksesi gerakan tersebut. Salah satu caranya dengan mengajak siapapun untuk bersedekah melalui LAZISNU maupun jaringan UPZIS dan JPZIS.

"Silakan daftar ke NU CARE LAZISNU maupun ke UPZIS dan JPZIS yang sudah terbentuk. Sangat sederhana untuk memulai bersedekah itu, cukup sisihkan uang koin Rp 500, 1.000, 2.000 setiap hari. Masukkan uang tersebut ke dalam kaleng sedekah. Jika belum memiliki kalengnya, kami sudah sediakan. Untuk penyalurannya, bisa melalui kami atau langsung disalurkan sendiri tidak masalah. Yang terpenting pelaporannya tetap profesional disampaikan kepada LAZISNU," jelas Gus Didin.

Terkait target Gerakan Jombang Bersedekah, ia bersama tim di LAZISNU pada tahun 2017 ini akan menjangkau 10.000 orang dari jumlah total warga Jombang sebanyak 1.354.231 jiwa. Asumsinya, jika setiap orang bersedekah Rp 500 setiap hari di kaleng, maka dalam satu bulan akan terkumpul uang Rp 15.000 (500x30 hari). Ketika dijumlahkan dengan 10.000 orang, maka menjadi Rp 150 juta (15.000x10.000 orang atau kaleng) setiap bulannya.

"Angka nominal sedekah yang luar biasa apabila dikelola dengan baik. Tentu kemadirian nahdliyin akan semakin mudah dicapai ketika dana sebesar itu diperoleh setiap bulan dan diberdayakan untuk kepentingan semua warga NU," tandasnya.

Sebelum acara ditutup, perwakilan 64 madrasah JPZIS kemudian menerima SK yang dikeluarkan LAZISNU Jombang.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Sekretaris PCNU Jombang, Muslimin Abdillah, pengurus LAZISNU Jombang serta sejumlah pengurus LP Maarif NU Jombang. (Rom/Alhafiz K)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/75682/lazisnu-dan-lp-maarif-luncurkan-gerakan-jombang-bersedekah

Habib Syech Bersholawat

Sunday, October 30, 2016

Presiden Palestina Ancam Akhiri Persatuan dengan Hamas

Jakarta, Habib Syech Bersholawat. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengancam akan mengakhiri persatuan dengan Hamas jika gerakan Islam tersebut tidak memungkinkan pemerintah beroperasi dengan baik di Jalur Gaza.

Pernyataan itu disampaikan pada malam pembicaraan di Kairo dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi setelah hampir dua minggu gencatan senjata yang mengakhiri konfrontasi besar selama 50 hari dengan Israel di Gaza, seperti dilaporkan oleh Al Arabiya.

Presiden Palestina Ancam Akhiri Persatuan dengan Hamas (Sumber Gambar : Nu Online)
Presiden Palestina Ancam Akhiri Persatuan dengan Hamas (Sumber Gambar : Nu Online)


Presiden Palestina Ancam Akhiri Persatuan dengan Hamas

"Kami tidak akan menerima situasi dengan Hamas terus seperti itu saat ini," kata Abbas pada saat kedatangan di ibukota Mesir pada Sabtu malam, dalam sambutannya yang dipublikasikan oleh kantor berita resmi Palestina WAFA.

"Kami tidak akan menerima kemitraan dengan mereka jika situasi terus seperti ini di Gaza di mana ada pemerintah bayangan ... menjalankan wilayah," katanya.

Habib Syech Bersholawat

"Pemerintahan konsensus nasional tidak dapat berbuat apa-apa di lapangan," katanya.

Habib Syech Bersholawat

Menurut ketentuan kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani pada bulan April, Palestina sepakat untuk membentuk pemerintah konsensus interim yang dijalankan oleh para teknokrat, yang mengakhiri tujuh tahun pemerintahan saingan di Tepi Barat dan Gaza.

Kesepakatan tersebut berusaha untuk mengakhiri tahun pahit dan kadang-kadang berdarah akibat persaingan antara gerakan Hamas dan Fatah, yang mendominasi Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.

Kabinet baru, yang berbasis di Ramallah, mulai menjabat pada tanggal 2 Juni, pada saat yang sama pemerintah Hamas di Gaza secara resmi mengundurkan diri. Meskipun telah terjadi serah terima, Hamas tetap memiliki kekuatan secara de facto di Gaza. (mukafi niam) foto: reuters

Dari (Internasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/54315/presiden-palestina-ancam-akhiri-persatuan-dengan-hamas

Habib Syech Bersholawat

Monday, October 24, 2016

Setelah Ketemu Anies, Habib Rizieq Kena Fitnah Hot, Kiai Maruf Diseret-Seret, Konspirasi?

Habib Syech Bersholawat - Jauh sebelum Ahok Basuki ceroboh membahas Al-Maidah 51 dalam sosialisasi budaya dan koperasi di Kepulauan Seribu pada 6 Oktober 2016, tokoh wahabi yang berada di Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti Bachtiar Nasir (Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI, Pemimpin Al-Quran Learning Center), Zaitun Rasmin (Wakil Sekjend MUI, Wahdah Islamiyah), Farid Okbah, Fadlan Garamatan dan lain-lain, sudah mengunjungi pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, 27 September 2016.

Setelah Ketemu Anies, Habib Rizieq Kena Fitnah Hot, Kiai Maruf Diseret-Seret, Konspirasi?
Setelah Ketemu Anies, Habib Rizieq Kena Fitnah Hot, Kiai Maruf Diseret-Seret, Konspirasi?


Anies Baswedan adalah tokoh yang pernah dituduh oleh kalangan Islam garis keras sebagai intelektual syiah. Waktu menjabat Mendikbud, oleh media radikal, Anies juga dituduh akan menghancurkan Islam melalui penyusupan kurikulum liberal ke sekolah-sekolah. Ia juga pernah disebut kelompok radikal Islam sebagai menteri liberal (JIL) ketika isu penghapusan aktivitas berdo'a di sekolah terhembus.

Namun asyiknya, ketika Anies diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berpasangan dengan Sandiaga Uno, yang dideklarasikan secara resmi di Roemah Joeang, Jakarta Selatan pada 26 September 2016, ia mendadak disayang oleh tokoh wahabi macam Bachtiar Nasir dan Zaitun Rasmin. Lihat foto yang didapatkan Habib Syech Bersholawat ini, siapa saja yang bareng selfie bersama Anies-Sandi?

Foto ini menyebar ke media sosial sejak 27 September 2016 (Foto 1) Ketika media afiliate PKS macam islamedia.com mengklaim foto di atas sebagai dukungan "tokoh Islam" ke Anies-Sandi, buru-buru Farid Okbah membantahnya. Sebagaimana berita yang ditulis situs risalah.tv dengan judul "Klaim Dukungan Ulama ke Anies Ternyata Hoax", Farid Okbah melalui Maulana Yusuf menyatakan kalau foto selfie (Foto 1) di atas hanya silaturrahim biasa yang dilakukan oleh "tokoh Islam" untuk tabayun kalau Anies bukan Syiah dan bukan JIL. Apalagi pendukung kesesatan.

Sampai di sini, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)-MUI belum lahir. Tokoh-tokoh dalam foto di atas (Foto 1), masih kelihatan dekat dan hangat dengan Anies-Sandi walau mengklaim tidak mendukung.

Pada 7 Oktober 2016 pukul 10 pagi, sehari setelah Ahok menyebut-nyebut Al-Maidah 51 di Kepulaun Seribu, pasangan Agus-Sylviana sowan kepada KH Ma'ruf Amin. "Secara kelembagaan kita tidak bisa dukung karena ada tata krama. Tapi saya yakin warga NU akan dukung calon yang paling banyak samanya, misal agamanya sama, warna agamanya, marhabnya sama. Penampilannya santun tidak keras, tidak galak. Saya lihat saya yakin yang paling banyak samanya Pak Agus dan Bu Sylvi. Jadi saya yakin orang NU akan dukung calon yang paling banyak samanya," ujar Kiai Ma'ruf di Kantor PBNU, sebagaimana dilansir Habib Syech Bersholawat dari merdeka.com, (Jumat, 07/10/2016).

Kata Agus, tujuan dia ke PBNU saat itu adalah untuk meminta petuah senior dan restu mengarungi Pilkada DKI 2017. Sore hari, SBY dan Setyardi (Pemimpin Redaksi Obor Rakyat) mengadakan rapat di Cikeas bersama putranya, Agus dkk. Ini foto pertemuan itu, diupload oleh Setyardi juga melalui akun media sosialnya.

SBY, Ani, Agus rapat di Cikeas, 7 Oktober 2016 (Foto 2) Polemik Ahok yang ceroboh karena mengucap "…Dibohongi pakai surat Almaidah 51….", langsung direspon media dan masyarakat luas. Merasa perlu menenangkan, tidak butuh waktu lama, pada Selasa, 11 Oktober 2016, MUI akhirnya mengeluarkan fatwa secara resmi terkait kasus dugaan penistaan agama Ahok.

Dalam fatwa tersebut, MUI menyatakan Ahok telah menistakan agama. Menurut MUI, menyatakan kandungan surat Al-Maidah ayat 51 yang berisi larangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin adalah sebuah kebohongan, hukumnya haram dan termasuk penodaan terhadap Al-Quran.

Wakil Sekjen MUI Najamuddin Ramly mengklaim kalau lembaganya tidak perlu tabayun karena Ahok pasti tidak akan mengakui, "kami tidak memerlukan Ahok untuk memberikan konfirmasi karena pasti ngeles," ujarnya, Selasa (08/11/2016). Sumber informasi ini dilansir Habib Syech Bersholawat dari Detikcom.

Butuh berapa jam fatwa itu keluar setelah peristiwa sowan Agus-Sylviana itu? Hanya selisih 3 x 24 jam lebih sedikit. Sowannya hari Jumat, Selasa, keluarlah fatwa. Uniknya, fatwa diresmikan ke publik tanpa tabayun. Banyak pihak menduga, ada unsur di luar desakan masyarakat atas munculnya fatwa tersebut.

Setelah fatwa MUI itu menyeruak ke media, tiga hari kemudian, yakni Jumat, 14 Oktober 2016, ratusan ribu massa menggelar Aksi Bela Islam (ABI) I menuntut Ahok dipenjara karena dianggap melecehkan Islam dan Al-Qur'an. Aksi itu, katanya, adalah respon atas lemahnya penegak hukum yang tidak mau mengambil langkah cepat ke Ahok pasca MUI menetapkan fatwa.

Sampai di sini, Anies-Sandi sudah tidak terlihat menempel dengan tokoh-tokoh Islam yang menjadi penggerak ABI I, sebagaimana nampak di Foto 1 editorial ini, hingga muncullah GNPF-MUI sebagai konsolidasi gerakan mendukung dan mengawal fatwa MUI soal penistaan agama oleh Ahok.

Tercatat, GNPF-MUI pernah mengadakan konsolidasi sekaligus lauching kepengurusan gerakan pada 1 November 2016 di Hotel Syahid, Jakarta. Pada saat itu, sebagaimana ditulis jpnn.com, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, para pimpinan Ormas hingga Ahmad Dhani ikut hadir sebagai peserta.

Ahmad Dani ikut rapat (Foto 2A) Sejarahnya, sebelum dinamai GNPF, gerakan pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) dan Zaitun Rasmin tersebut bernama Gerakan Bela Islam. Jadi, GNPF katanya adalah metamorfosis Aksi Bela Islam yang digelar UBN pada 14 Oktober 2016.

GNPF inilah yang dijadikan alat untuk menggelar aksi lanjutan, dinamai Aksi Bela Islam II. Dananya tidak main-main, 100 miliar. Data ini tercatat di wartakota.tribunews.com, yang diposting 2 November 2016. Rencana aksi susulan inilah yang membuat beberapa kalangan mulai was-was karena gerakan menuntut Ahok dipenjara sudah menyebar ke daerah dengan balutan isu sensitif, yakni agama dan etnis.

Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan untuk menghadapi Aksi Bela Islam II itu, Polri menurunkan 5000 Brimob ke daerah-daerah di seluruh NKRI. Wakil Komandan Korps Brimob Polri Brigjen Polisi Anang Revandoko menerbitkan Nota Dinas Nomor: B/ND-35/X/2016/Korbrimob tertanggal 28 Oktober 2016. Mengantisipasi perkembangan Kamtibmas di seluruh wilayah NKRI, dinyatakan Siaga I.

Antisipasi Polisi itu tidak berlebihan dan memang perlu mengingat isu berbau SARA sudah mulai menyeruak dipermainkan sang aktor dalam aksi edisi ke-2 ini. Aksi yang digelar siang hari dengan arak-arakan dari Masjid Istiqlal ke Istana itu dipoles dengan istilah "Jihad Konstitusi" oleh ormas yang mendukung acara. Megilan tenan!

Front Pembela Islam (FPI), ormas yang sejak dulu bersebarangan dengan Ahok pun sudah mulai teriak lantang. Pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS), yang jadi panitia penyelenggara, sudah mulai menggelontorkan isu "berdoa untuk kemenangan umat Islam" hingga menghimbau kepada peserta aksi untuk membuat "wasiat untuk keluarga". Seperti hendak berperang, bukan?

Untuk menggalang massa, media sosial pun digunakan secara massif. Dalam akun Twitter, Habib Rizieq dari FPI bahkan menganjurkan perusahaan, kantor, dan sekolah untuk diliburkan agar pegawai dan pelajar ikut aksi. Masyaallah. Dalam unjuk rasa sebelumnya, sejumlah anak-anak di bawah umur tampak dikerahkan dalam unjuk rasa dan ikut membentangkan spanduk. (sumber).

Media wahabi seperti jurnalmuslim.com juga sudah mulai menggoreng isu. Foto hoax Ahok yang tertawa dalam sebuah nobar pun digoreng dengan catatan yang diambil narasumber beritanya begini: Tom mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk memenuhi janjinya akan menuntaskan kasus Ahok dalam dua minggu. "Kapolri jangan berkelit, kalau tidak ingin seluruh negeri makin gaduh," ujar Tom.

Muncul pula berita HRS mengeluarkan 12 seruan, seperti dimuat di pojoksatu.id. Ratusan ribu umat Islam dari pelbagai daerah yang terprovokasi seruan HRS dan tokoh lain, berbondong-bondong datang ke Jakarta melebur dalam aksi yang disebut sebagai "Bela Islam".

Aksi Bela Islam (Foto 3) Berita-berita di situs wahabi pun membuat isu yang kontra produktif. "Silahkan kalian mencibir kami yang penuh tato. Silahkan kalian rendahkan kami dijalan. IMAN UNTUK MEMBELA AGAMA, KAMI LEBIH KUAT. Kami masih lebih mulia dari Nusron, Syafi’i Maarif, dan para munafiqin pembela ahok," begitu tulis voa-islam.com ketika melaporkan peserta Aksi Bela Islam II ada dari anak punk bertato. Ada tuduhan munafiqin dan isu "lebih mulia". Hmmm. Gorengan provokasi khas media wahabi.

Aksi yang diklaim menyatukan umat Islam itu berlanjut terus hingga digelar aksi lanjutan 2 Desember 2016. Disebut Aksi Bela Islam III. Jutaan umat Islam ikut datang ke Jakarta, melebur bersama. Media banyak memberitakan, artis-artis dan tokoh Islam selebriti macam Yusuf Mansur, Aa Gym, Arifin Ilham dan lainnya, ikut larut dalam aksi ini. Salah satunya termuat di needanews.com.

Foto-foto Aksi Bela Islam I, II maupun III, mudah didapatkan di media-media lainnya. Namun, tidak ditemukan sama sekali foto Agus Yudhoyono ikut aksi. Bahkan, dalam sorotan media teropongsenayan.com (29/10/2017), Agus terkesan mendukung ketika berbicara normatif kalau demo adalah hak warga negara. Sementara Anies Baswedan, entah kemana. Habib Syech Bersholawat tidak menemukan komentar Anies dalam aksi-aksi bela islam tersebut.

Pasca Aksi Bela Islam III yang tensi politiknya kian naik hingga ada geger tentang boikot sari roti, anti Cina, anti Kristen, kebangkitan PKI, hingga penangkapan tokoh-tokoh yang dianggap makar, Anies masih diam.

Anies kemudian tiba-tiba saja muncul bersama HRS pada Ahad, 1 Januari 2017 ketika diundang dalam forum diskusi FPI bertema 'Mengenal Ideologi Trans-Nasional di Era Globalisasi: Pengaruhnya terhadap Ahlussunnah wal Jamaah dan NKRI', yang dibawakan oleh dua pemakalah yaitu Prof. Dr. Mohammad Baharun dan Dr. Abdul Chair Ramadhan, dengan Dr. Hidayat Nur Wahid (HNW).

Anies Baswedan di Forum Diskusi FPI, Ahad (01/01/2017)

(Foto 4) "Nah Pak Anies ini kerap mendapatkan fitnah, lengkap sudah. Maka dari itu kami berikan kesempatan pada beliau untuk menjawab," ucap Habieb Rizieq di depan ratusan jamaah yang menghadiri diskusi di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (01/01/2017). Berita pertemuan Anies dengan HRS sempat diberitakan oleh Detikcom dan Kompascom, ini link berita tersebutnya:

Detik.com: https://news.detik.com/berita/d-3385675/temui-habib-rizieq-anies-baswedan-bantah-berbagai-fitnah

Kompas.com: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/01/03/09330091/kontroversi.pertemuan.anies.dan.rizieq.shihab

Ada yang menyebut, pertemuan Anies dan HRS bersama HNW adalah bentuk pemindahan pilihan kelompok GNPF, -yang sudah mendapatkan dana ratusan milyar,- kepada Anies-Sandi yang dianggap lebih mewakili kelompok Islam daripada Agus-Sylvi.

Persekutuan antara wahabi GNPF, wahabi MUI, dan FPI mulai pecah. Namun isu persatuan Islam masih terus harus dipertahankan. Anies yang berdiam sikap atas aksi Bela Islam, tidak jelas kontribusinya atas GNPF, akhirnya dapat undangan (dukungan) FPI. Ini seperti mendapatkan anugerah suara tiba-tiba. Pada saat yang sama, sikap gembong wahabi di GNPF masih belum jelas ke Agus-Sylvi.

Setelah itu, tiba-tiba saja, berita percakapan HRS dengan Firza Husen menghebohkan publik. Massa NU yang selama ini tenang, tidak ikut memihak sebelah, seakan-akan juga ikut terseret setelah KH Ma'ruf Amin disebut dilecehkan oleh Ahok dalam persidangan. Walau akhirnya ia minta maaf, dan Kiai Ma'ruf memaafkan, kemana limpahan suara politik warga nahdliyyin akan terbawa? Apakah orang-orang di Foto 1 dalam editorial ini kembali ke haribaan Anies-Sandi, seperti sebelum GNPF terbentuk?

Lalu, dimana GNPF saat HRS difitnah? Bukanlah selama ini UBN runtang-runtung pasca aksi 411 dan 212. Ketika banyak orang ramai-ramai mengasuskan HRS, ia seakan berjuang sendiri. Jelang aksi lanjutan 11 Februari 2017 ini pun, HRS, UBN beserta Munarman pun akan diperiksa polisi terkait kasus makar Sri Bintang Pamungkas.

Mau lanjut aksi atau pilih salah satu? Putaran kedua lebih seru tidak yah? Begitu tanya Anonimus di dunia entah sono kepada kita. Sebagai pengingat, simaklah Pidato Bung Karno di bawah ini! [Habib Syech Bersholawat]

PIDATO BUNG KARNO.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

Kalau jadi Hindu, Jangan jadi orang India

Kalau jadi Islam, Jangan jadi orang Arab

Kalau jadi Kristen, Jangan jadi orang Yahudi

Tetaplah jadi orang Nusantara, dengan adat dan budaya Nusantara yang kaya raya ini.

Ingatlah saudara-saudara, musuh yang terberat itu adalah rakyat sendiri, Rakyat yang mabuk akan budaya luar yang kecanduan agama, yang rela membunuh Bangsa sendiri demi menegakkan budaya Asing, jangan mau diperbudak oleh semua itu.

Tetaplah bersatu padu membangun negeri ini tanpa pertumpahan darah.

Hai Anakku, simpan segala yang kau tau, jangan ceritakan berita sakitku kepada Rakyat, biarkan aku menjadi korban asal Indonesia tetap bersatu, ini aku lakukan demi kesatuan, persatuan dan keutuhan Bangsa jadikan deritaku sebagai saksi bahwa kekuasaan Presiden sekakipun ada batasnya, karena kekuasaan dan kekuatan langsung ada di tangan rakyat, dan diatas segala-galanya adalah kekuasaan Tuhan yang Maha Esa. Merdeka!!!

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/02/setelah-ketemu-anies-habib-rizieq-kena-fitnah-hot-kiai-maruf-diseret-seret-konspirasi.html

Monday, October 10, 2016

9 Ikrar Ansor dan Banser Jombang untuk Perkuat Komitmen NKRI

Jombang, Habib Syech Bersholawat. Setelah mengikuti apel dan ikrar nusantara bersatu di Alun-alun Jombang bersama ribuan warga setempat, seluruh Pengurus Ansor dan Banser Jombang bergegas menggelar istighotsah dan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara di Masjid Baitul Mukminin, Rabu (30/11).

Kegiatan ini diawali dengan sholat dhuha bersama. Selenjutnya, mereka berikrar untuk memperkuat komitmen terhadap Negara Republik Indonesia (NKRI) serta Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara.

9 Ikrar Ansor dan Banser Jombang untuk Perkuat Komitmen NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
9 Ikrar Ansor dan Banser Jombang untuk Perkuat Komitmen NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)


9 Ikrar Ansor dan Banser Jombang untuk Perkuat Komitmen NKRI

"Kita nyatakan bahwa NKRI sudah harga mati, ideologi kita adalah Pancasila yang jaya, konstitusi kita adalah UUD 1945 dan tak bisa dikesampingkan adalah kebhinnekaan," kata Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang, H Zulfikar Damam Ikhwanto.

Dalam ikrar tersebut terdapat sembilan butir yang dibacakan secara serentak dan dipimpin langsung oleh Gus Antok, sapaan akrab Zulfikar Damam Ikhwanto. Tampak segenap Pengurus Ansor dan Banser menghayati setiap poin ikrar tersebut.

Habib Syech Bersholawat

Adapun sembilan poin ikrar sebagai berikut :

Habib Syech Bersholawat

1. Berpegang teguh pada aqidah, ajaran, nilai dan tradisi Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyyah.

2. Bertanah air satu tanah air Indonesia, berideologi satu ideologi Pancasila, berkonstitusi satu Undang Undang Dasar 1945, dan bersemboyan satu semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

3. Senantiasa siap siaga membela Tanah Air dan Bangsa Indonesia, mempertahankan kemerdekaan, persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian abadi.

4. Melawan setiap usaha yang membahayakan NKRI dan Pancasila serta melawan setiap ideologi yang bertentangan dengan semangat proklamasi Republik Indonesia dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wujud bela negara.

5. Menghormati dan melaksanakan kewajiban dan hak sebagai warga Negara Indonesia dengan penuh tanggung jawab dan sebaik-baiknya.

6. Menghormati dan Menghargai sesama Warga Negara Indonesia serta menjunjung tinggi norma agama, sosial dan hukum.

7. Menghargai dan menghormati para ulama yang telah berjasa besar terhadap negara, bangsa dan agama, serta melestarikan keteladanannya.

8. Menciptakan dan memelihara rasa aman, tertib, nyaman, tentram dan humanis, demi terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif.

9. Turut berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir-batin yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur.

(Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/73397/9-ikrar-ansor-dan-banser-jombang-untuk-perkuat-komitmen-nkri

Habib Syech Bersholawat

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Habib Syech Bersholawat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Habib Syech Bersholawat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Habib Syech Bersholawat dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock