Tuesday, March 14, 2017

Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi

Kudus, Habib Syech Bersholawat. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Asad Said Ali mengingatkan kepada warga NU untuk mengantisipasi paham-paham liberal baik di sektor ekonomi maupun agama. Paham tersebut, menurutnya, telah menyiapkan skenario terjadinya perang peradaban.

"Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU) harus menjadi ujung tombak untuk melakukan pembenahan-pembenahan organisasi. Jangan sampai kita kemasukan paham-paham seperti itu dan dianggap sebagai liberal," katanya saat menjadi pembicara kunci dalam acara Program Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) yang diselenggarakan PC Lakpesdam Kudus bekerja sama dengan PP Lakpesdam di Pesantren Raudlatul Mutaallimin, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (20/3).

Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi (Sumber Gambar : Nu Online)


Asad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi

Asad menyatakan belakangan ini bangsa Indonesia telah mengalami gerakan liberalisasi pada sektor ekonomi. Menurutnya, kekayaan negara sudah dikuasai pihak asing sehingga berdampak pada masyarakat menjadi terpinggirkan.

Untuk melawan liberalisasi ekonomi itu, ia menegaskan NU harus bisa mengembangkan etos kewirausahaannya dan menciptakan banyak pedagang andal dan besar untuk kemajuan Nahdaltul Ulama.

Habib Syech Bersholawat

Habib Syech Bersholawat

"NU harus membangun kembali Nahdlatut Tujjar untuk menjadikan seorang saudagar maupun pedagang. Bukan berbentuk koperasi, karena koperasi terlalu lama," ujarnya.

Di samping pada sektor ekonomi, kata Asad, agama juga ingin diliberalkan. Kelompok liberal menyebarkan konsep tasamuh (toleransi) ala Barat yang membolehkan menghujat agama lain.

"Indonesia mau diadakan untuk menjadi liberal terkait penistaan agama yang UU-nya mau dihapuskan. Termasuk contoh lain membolehkan pernikahan sejenis. Kita harus perhatikan hal ini," tandas Asad.

Asad menilai pemahaman tentang toleransi masih terjadi perbedaan pandangan di antara kelompok. Karenanya keduanya perlu dirumuskan terlebih dahulu. "Sekarang ini belum ada rumusannya terhadap orang yang menyebarkan dakwah secara pura-pura, menyinggung perasaan orang dan mengkafir-kafirkan," tegasnya.

Ia menengarai ada upaya kelompok lain yang ingin selalu memprovokasi NU agar orang-orang NU melakukan kekerasan. "Maka harus kita hadapi dengan dialog dan memperkuat pengetahuan kita tentang dalil-dalil agama yang kuat untuk menghadapi mereka," ungkapnya.

Kegiatan PPWK ini berlangsung mulai Jumat-Ahad (20-22/3) dan diikuti 45 peserta dari kalangan kiai muda pengasuh pesantren se-Kabupaten Kudus. Selain H Asad Said Ali (Wakil Ketum PBNU), turut hadir sebagai narasumber H. Abdul Ghafur Maimun (Pengasuh Pesantren Sarang, Rembang), H. Abudl Munim DZ (Wakil Sekjen PBNU), H Abu Hafsin (ketua PWNU Jateng), serta dari tim PP Lakpesdam NU, yakni Yahya Mashum, Marzuki Wahid, dan Ahmad Baso. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/58348/as039ad--indonesia-sedang-alami-liberalisasi

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Habib Syech Bersholawat sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Habib Syech Bersholawat. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Habib Syech Bersholawat dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock